Kreativkah Anda ?
Pertanyaan tersebut perlu dijawab oleh kita semua. Apapun jawabannya akan memberikan pemahaman yang mendalam tentang kreativitas kita. Bila jawabannya “ya” bersyukurlah. Dan bila jawabannya “tidak” kita juga harus bersyukur. Kenapa demikian. Dengan pertanyaan tersebut kita menjadi lebih mengerti tentang diri kita. Apakah kita termasuk orang yang kreativ atau tidak. Orang yang kreatif adalah orang yang memiliki berbagai pilihan, ide, solusi, dan inovasi terhadap sebuah masalah. Setiap menemui sesuatu selalu terlintas berbagai hal tentang hal tersebut.
Bila kita melihat sebuah mainan, atau kita berminat terhadap sesuatu, maka kita terobsesi untuk memilikinya. Entah itu dengan cara di beli atau di buat sendiri. Jaman dulu, segala sesuatu serba terbatas. Setiap penemuan baru pasti membawa pengaruh yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Kita, ada yang berusaha meniru penemuan tersebut, dan tak sedikit yang melakukan modifikasi terhadap produk tersebut. Sebut saja televisi. Dulu hanya hitam putih. Tapi dengan berkembangnya kreativitas manusia, sekarang menjadi berwarna. Bentuknya pun beraneka ragam, mulai yang kecil sampai ke yang besar. Begitulah, manusia selalu berusaha untuk melakukan inovasi,
Di masa yang akan datang, kehidupan kita ditentukan oleh seberapa besar kreativitas kita. Sekarang ini, semua hal sepertinya sudah tersedia. Bagi kita yang ingin sukses, maka yang harus dilakukan adalah mengasah kreativitas kita. Kebutuhan hidup yang demikian besar, luas, banyak, dan beragam merupakan tantangan sekaligus peluang. Bagi kita yang kreatif, maka hal itu justru akan menambah semangat, sedangkan bagi yang tak kreatif, maka hal itu merupakan pertanda kematian. Bagi orang yang tak kreatif, kemajuan jaman merupakan petaka, sedangkan bagi yang kreatif, hal itu merupakan anugrah. Orang-orang yang kreatif berusaha untuk memanfaatkan kemajuan tersebut untuk kesejahteraan mereka.
Kreatifitas tidak datang dengan sendirinya. Ia di bentuk sejak dini. Lihatlah para pemuda kita. Mereka yang sejak kecil sudah terbiasa dengan kreatifitas akan berusaha untuk maju dengan berbagai cara. Berbeda dengan mereka yang tidak terbiasa. Mereka selalu menunggu dan menunggu. Kelemahan ini membuat sebagian dari generasi muda kita tidak mampu bersaing. Mari kita berkaca dengan para penyandang cacat yang kreatif. Banyak diantara mereka yang sukses, setidaknya mereka mampu menghidupi diri mereka sendiri. Berbagai kegiatan mereka lakukan. Ada yang membuat hiasan dinding, melukis, membuat peralatan rumah tangga, dan sebagainya. Mereka tidak menyerah dengan kondisi yang serba terbatas. Mereka selalu mengolah kretifitas mereka untuk membangun dirinya. Bagi kita yang sempurna secara fisik dan mental, seharusnya kita menjadi orang yang kreatif.
Lembaga pendidikan, baik yang formal maupun non formal diharapakan dapat menjadi pusat pengembangan kreatifitas. Peran ini sungguh strategis. Anehnya, hanya sedikit yang mau melakukan peran ini. Lembaga pendidikan kita terpasung oleh kurikulum yang terkadang justru membunuh kreatifitas anak didiknya. Padahal, bila lembaga pendidikan dengan guru-gurunya memiliki kesempatan dan kemampuan untuk melakukan ini. Masalahnya adalah jangankan menumbuhkan sikap kreatif, para gurunya saja tidak kreatif. Hal ini merupakan mimpi buruk bagi para siswanya. Jadi tak heran bila ketika mereka tamat, mereka bingung harus melakukan apa. Lembaga pendidikan hendaknya mampu mengeksplorasi kemampuan siswanya agar mampu berpikir kreatif. Karena, dengan kemampuan kreatif tersebut, mereka mampu bersaing dalam meningkatkan kesejahteraannya.
Berpikir Dua Arah
Pikiran merupakan kunci utama kreativitas. Kita mengenal dua macam pola pikir. Ada yang berpikir secara Konvergen, dan ada pula yang secara Divergen. Pola pikir konvergen adalah pola pikir yang dilakukan secara sistematis, runtut, dan terstruktur. Contoh mereka yang menggunakan pola pikir ini adalah para dosen, peniliti, dan profesi sejenisnya. Sedangkan pola pikir divergen adalah pola pikir yang luwes dan fleksibel. Karena luwes dan fleksibel, pola pikir ini kadang meloncat-loncat. Mereka yang terbiasa dengan pola pikir ini adalah para seniman dan sejenisnya.
Kita boleh memilih salah satu diantara keduanya, dan akan lebih baik lagi bila kita mampu menggabungkan keduanya. Bagi kita yang terbiasa dengan pola pikir tertentu, itu akan lebih baik bila mampu dimanfaatkan dengan baik. Siapapun anda, dan pola pikir apapun yang anda gunakan, gunakan lah dengan sebaik-baiknya. Kreativitas sebenarnya tidak memandang jenis pikiran yang seperti apa. Kreativitas adalah kemampuan kita untuk memanfaatkan pola pikir tersebut dengan sebaik-baiknya. Bila senang dengan yang konvergen, gunakan kemampuan analisa, system, struktur, runtut tersebut dengan baik. Anda bisa membuat konsep dengan baik. Atau anda bisa melakukan eksplorasi secara mendalam tentang sesuatu yang bersifat analis, runtut, dan struktural. Demikian sebaliknya, bila kita suka dengan pola pikir divergen. Kemampuan kita untuk mencari sesuatu yang lain merupakan potensi yang luar biasa. Kita mungkin tidak suka dengan segala sesuatu yang teratur, tapi kita suka dengan sesuatu yang luwes dan fleksibel.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyadari pola pikir seperti apa yang senantiasa kita lakukan. Bila kita bissa menemukan hal ini akan lebih mudah bagi untuk berbuat kreativ. Masalahnya, seringkali kita tidak mengetahui bentuk pola pikir kita. Konvergen atau divergen bukan masalah. Masalahnya adalah bagaimana kita menggunakan pola pikir tersebut dalam meningkatkan kreativitas kita.
Tantangan terberat bagi kita adalah memanfaatkan semua potensi pola pikir yang kita miliki. Seringkali tidak bisa berbuat apa-apa hanya karena kita tidak mampu memikirkan alternative pemecahan masalahnya. Kondisi ini tentu membuat kita merasa bosan, dan akhirnya kita merasa cemas. Sesungguhnya, di dalam kebosanan dan kecemasan itu memacu kita untuk kreatif. Banyak orang yang berpandangan bahwa kreativitas itu akan muncul ketika kita berhadapan dengan masalah, dan masalah umumnya berhubungan dengan kebosanan dan kecemasan itu. Jadi, bila kita tidak ingin bosan dan cemas, tumbuhkan kreativitas.
Kita sudah tahu bahwa pola pikir itu ada dua macam, yaitu konvergen dan divergen. Tantangan selanjutnya adalah memadukan keduanya. Mungkin kita bertanya, mungkinkah kedua pola itu dipadukan. Saya sangat yakin bahwa keduanya bisa dipadukan. Yang penting adalah kemauan kita untuk memadukannya. Sekarnag ini tidak bisa hanya terpaku apda satu hal. Kreativitas menuntut kita untuk lebih banyak memahami berbagai hal. Alangkah lebih baik, indah, dan menantang bila kemampuan analitis, structural dan runtut dipadukan dengan kemampuan yang luwes dan fleksibel. Orang yang kreativ akan sangat sulit ditebak. Pada saat tertentu mungkin teratur dan sistematis, disisi lain lebih luwes dan fleksibel. Intinya, kita harus mampu berpikir dua arah, yaitu konvergen dan divergen.
Untuk menjadi kreativ membutuhkan pemikiran divergen, yaitu menghasilkan ide-ide yang unik dan banyak, serta kemudian berpikir konvergen, yaitu menggabungkan ide-ide tersebut ke dalam hasil terbaik.
Jangan berhenti bertanya
Tanda orang yang berpikir adalah dengan bertanya. Semakin banyak kita bertanya akan semakin baik. Kreativitas dimulai dari pertanyaan. Ketika kita menemukan sesuatu, maka yang pertama muncul dalam pikiran kita adalah pertanyaan. Pertanyaan tersebut dapat berupa “apa, siapa, mengapa, dimana, dan bagaimana”. Dari beberapa pertanyaan tersebut akan muncul pemikiran tentang sesuatu yang lain dari sesuatu yang kita temukan itu. Hal ini menuntun kita untuk melakukan proses berpikir lebih lanjut, entah itu inovasi, reformasi, atau yang lainnya.
Pertanyaan itu muncul karena kita memiliki minta terhadap sesuatu itu, atau minat kita muncul ketika kita mempertanyakan sesuatu itu. Kedua hal ini saling kelindan membentuk pola pikir. Minat yang terbentuk terhadap sesuatu akan memunculkan pertanyaan. Kita akan kehilangan minat bila kita berhenti untuk mempertanyakan sesuatu itu. Pertanyaan-pertanyaan seperti “siapa yang membuatnya, kapan dibuat, kenapa dibuat, serta bagaimana membuatnya”, akan merangsang otak kita untuk melakukan sesuatu yang lebih jauh. Minimal akan timbul pertanyaan “apa yang bisa saya lakukan untuk mendapatkan sesuatu yang baru, dari sesuatu yang sudah ada ini. Tindakan selanjutnya adalah rekayasa, inovasi, reformasi dan sebagainya. Langkah terakhir adalah mewujudkannya dalam tindakan nyata.
Orang-orang yang kreativ tidak pernah puas dengan yang sudah ada. Mereka selalu gelisah memikirkan sesuatu yang lain dari yang sudah ada sekarang ini. Mereka selalu termotivasi untuk menemukan sesuatu yang baru, dan umumnya mereka terbuka. Inilah salah satu kunci keberhasilan orang kreativ. Kepuasaan membuat mereka terlena dan membuat mereka mandeg. Mereka selalu berusaha untuk mempertanyakan sesuatu, serta mencari perubahan atas apa yang sudah, dan perubahan tersebut ditujukan untuk sebear-besarnya kesejahteraan umat manusia.
Hal yang paling ditakutkan adalah hilangnya kreativitas dari kehidupan manusia. Minimal, kurangnya kreativitas membuat hidup kita menjadi terhambat. Dampak krisis kreativitas sama besarnya atau bahkan lebih besar dari krisis keuangan dunia. Sebab, krisis keuangan hanya dapat diatasi dengan kreativitas para pengelolanya. Manusia kreativ akan mampu memanfaatkan dunia dan seisinya untuk kemakmuran umat manusia itu sendiri.
Ilmu pengetahuan yang kita miliki sudah sepatutnya menjadi jalan bagi kita untuk mengembangkan diri. Pola pikir yang terbentuk harus mampu menjadikan kita manusia yang terus berusaha untuk melakukan beragam inovasi. Kesuksesan kita tidak semata kemampuan kita untuk mengumpulkan hara benda sebanyak-banyak. Tapi kesuksesan adalah bagaimana kita dapat menjadikan diri kita berguna untuk umat manusia, dan salah satu jalannya adalah dengan mengembangkan kreativitas.