Senin, 28 Februari 2011

Lembaran Kehidupan

“Hidup ini seperti buku. Sampul didepan adalah tanggal lahir, dan sampul dibelakang adalah tanggal kepulangan. Tiap lembarnyap  adalh hari-hari dalam hidup kita. Ada buku yang tebal. Ada pula buku yang tipis. Hebatnya, seburuk apapun halaman sebelumnya, selalu tersedia halaman selanjutnya yang bersih, baru dan tiada cacat. Sama dengan hidup kita, seburuk apapun kemaren, Tuhan selalu menyediakan hari baru untuk kita. Kesempatan baru untuk bisa melakukan sesuatu yang baru pula. Memperbaiki kesalahandan melanjutkan cerita yang sudah ditetapkan”.
Ketika seorang mengungkapkan kata-kata itu, aku tak bisa berkata-kata. Semuanya seperti menampar kesadaranku. Betapa tidak, selama ini aku memang acuh tak acuh dengan kehidupan yang sedang ku jalani. Hidup selalu diisi dengan tulisan bahkan lembaran yang hitam. Baik dilakukan secara sadar atau tidak semua keburukan itu terjadi setiap hari. Kebohongan, penipuan, sumpah serapah, penghinaan, atau pikiran-pikiran kotor lainnya selalu ada dalam tubh ini.
Sebagai manusia yang berpikir dan berakal, aku tak pernah menggunakan kedua hal itu untuk kebaikan hidup. Jangankan untuk orang lain, untuk diri sendiri tak pernah terpikirkan. Aku memang sedang dihanyutkan oleh pikiran-pikiran kotor itu, sehingga lembaran kehidupan penuh dengan kegelapan. Terkadang, hal itu memang memberikan keuntungan, tapi secara keseluruhan malah merugikan diri sendiri. Keuntungan yang diraih, entah itu dalam bentuk, uang, benda, dan lain sebagainya malah tidak membuat saya puas. Semua terasa kurang.
Walapun tidak dengan nada bersemangat dan berapi-api, tapi ucapan teman itu terasa menusuk ke dalam hati. Ada rasa tersindir, namun ada pula rasa tidak mau menerima. Begitulah sikapku sebagai manusia angkuh, sombong, dan tamak. Semua yang dikatakan orang tentang kebaikan lebih banyak diingkari walapun tidak dilakukan secara langsung. Ada saja alasan agar hal itu tidak benar.
Benarkah Tuhan selalu menghadirkan lembaran putih setiap hari. Benarkah Tuhan selalu memberikan kepada kita untuk berbuat kebaikan, atau apakah Tuhan selalu memberikan kesempatan kita untuk berubah?
Kalau kita perhatikan selama ini, bagitu banyak orang yang melakukan apa yang aku lakukan. Keburukan dalam bentuk penipuan, kebohongan, keserakahan, kesombongan, amoral, dan sebagainya selalu terjadi setiap saat. Setiap hari banyak orang menulis lembaran hidupnya dengan tulisan hitam. Sehingga lembaran itu menjadi buram. Anehnya, mereka sepertinya senang dengan hidup seperti itu. Demikian pula denganku. Lembaran hitam tidak selalu membawa kesengsaraan. Walaupun terkesan semu, kebahagian yang didapat membawa kesenangan. Umumnya hal itu yang dicari oleh manusia. Semu atau tidak, tak penting. Yang penting bahagia.
Kembali ke hal yang diungkapkan oleh teman saya tersebut, ada hal yang harus disadari. Buku kehidupan kita ditentukan oleh kita. Tuhan hanya akan menuliskan sesuatu yang pasti yaitu halaman pertama, dan halaman terakhir. Untuk halaman-halaman isi, terserah kepada kita untuk menuliskannya. Mau hitam atau putih terserah kita. Untuk membuatnya buram atau bening juga terserah kita.
Jadi, sudahkah anda menuliskan lembaran kehidupan anda hari ini?

Kamis, 24 Februari 2011

Politik NASDEM

Mencermati pasal 10 ayat 5 Anggaran Dasar  Nasional Demokrat tentang Tugas Pokok, tercantum bahwa Nasdem berusaha mempersiapkan anggotanya untuk menjadi pemimpin Negara dan bangsa yang memiliki karakter Pancasila melalui mekanisme demokrasi, dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.
Ayat ini menyiratkan bahwa Nasdem merupakan wadah pembinaan dan penyiapan kader pemimpin bangsa yang menghayati dan mengamalkan Pancasila. Sebagai organisasi kemasyarakatan, Nasdem tidak memiliki jangkau terhadap kekuasaan. Tapi, dengan tugas yang ada tidak menutup kemungkinan bahwa Nasdem merupakan lembaga penyuplai para pemimpin.
Beberapa waktu yang lalu, banyak orang yang memperkirakan bahwa Nasdem akan berubah menjadi partai politik. Banyak juga masyarakat Indonesia yang menyangka bahwa Nasdem merupakan alat bagi Surya Paloh untuk meraih kekuasaan di pemerintahan. Secara explicit memang tidak, tapi suatu saat mungkin saja.
Apa yang tertuang dalam Anggaran Dasar Nasdem tersebut, menyiratkan bahwa ormas ini akan menyiapkan kadernya untuk menduduki jabatan dipemerintahan. Entah itu di pusat atau di daerah. Suatu saat, lembaga Negara yang ada, karena kegagalan partai politik mempersiapkan kadernya, aka mereka akan mencari kader dari luar partainya. Indikasi ini yang coba di antisipasi oleh Nasdem.
Apalagi belakangan ini begitu banyak kasus yang menyeret pejabat pemerintah, baik yang di legislative maupun di eksekutif. Semua itu mencerminkan bahwa para politisi dan birokrat yanga ada sekarang ini mengalami masalah dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Suatu saat, nasdem akan menyodorkan atau malah partai politik dan lembaga Negara yang mendatangi Nasdem untuk meminta kadernya menduduki jabatan tertentu. Hal ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi Nasdem. Untuk mengantisipasi hal tersebut, ada beberapa hal yang harus dilakukan : Pertama. Nasdem harus mampu memosisikan dirinya sebagai lembaga yang benar-benar independen. Walapun anggotanya banyak dari unsure partai poltik, tapi diharapkan mereka tidak membawa konsep politik partainya ke dalam Nasdem. Mereka harus mengedepankan politik Pancasila yang agung, universal, serta bermartabat di Nasdem.
Kedua. Nasdem harus membersihkan diri dan anggotanya terhadap perilaku KKN. Hal ini penting. Sebab, akan sangat sulit memperbaiki bangsa dan Negara ini bila orang yang membersihkannya tidak bersih. Persoalan KKN menjadi bahaya laten yang setiap saat menerkam bangsa kita. Sedikit saja kita lemah, maka ia akan mengerogoti kehidupan kita seperti sekarang ini. Ketiga mampu menyiapkan kader yang bermutu dan ikhlas dalam bekerja. Menyiapkan kader yang bermutu memang sulit. Apalagi ditengah bangsa yang banyak pemimpinnya tidak bermutu. Nasdem harus melakukannya dari awal. Mereka harus mampu membentuk kadernya satu persatu agar sesuai dengan tugas yang diamanatkan ormasnya.
Ketiga hal tersebut merupakan prasyarat utama agar Nasdem mampu diperhitungkan dikancah perpolitikan nasional. Hal ini memang berat, tapi dengan segala jargon dan slogan yang dikumandang, mereka harus mampu mewujudkannya dalam kehidupan nyata.
Selama ini kita berharap banyak kepada partai politik untuk memperbaiki bangsa ini. tapi, kenyataan yang ada, jangankan untuk memperbaiki, malah banyak diantara mereka yang justru merusak. Partai politik mulai kekurangan kader yang mampu, mau dan bersih untuk memimpin bangsa ini. Banyak persoalan hukum yang menimpa mereka. Oleh karena itu, tak heran bila kepercayaan masyarakat semkin menurun kepada mereka.
Surya Paloh sebagai motor penggerak utama Nasdem harus mampu memainkan peran sebagaimana bunyi pasal 10 ayat 5 dari Anggaran Dasar Nasdem. Ia dan jajarannya harus mampu menyiapkan kader-kader pemimpin yang independen, berintegritas, akuntabel, serta ihklas dalam memperjuangkan kesejahteraan bangsa dan Negara ini. ini lah peran politik Nasdem yang ditunggu-tunggu oleh setiap anak bangsa. Wallahu ‘alam

Rabu, 23 Februari 2011

Aku Pembangkit

Berapa banyak orang yang jatuh setiap hari? Berapa banyak yang stress? Berapa banyak yang hancur? Bahkan, berapa banyak yang bunuh diri? Mereka itu adalah manusia-manusia yang kalah oleh jaman. Mereka tidak siap dengan segala hambatan, tantangan, rintangan, dan halangan. Dan krena tidak tidak siap itu, mereka terjatuh. Ada yang jatuhnya hanya terpeleset saja. Ada pula yang basah kuyup. Bahkan banyak pula yang berakhir dengan kematian.
Tragis memang. Tapi itulah kenyataannya. Setiap hari kita selalu bertemu dengan berbagai masalah. Banyak orang yang tak mampu mengatasinya. Dan banyak pula yang sukses. Bagi yang kalah, mereka mencari beribu alas an untuk tidak mengakui kekalahan mereka. Demikian pula dengan yang sukses, mereka membusungkan dada untuk memamerkan keberhasilan mereka. Dan tak jarang, mereka ini terkesan sombong.
Kita hidup di dunia ini tidak sendiri. Ada orang lain disamping kita. Diantara mereka itu, selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena hidup adalah perjuangan, maka kegagalan dan keberhasilan merupakan sesuatu yang wajar. Harus kta sadari bahwa tidak selalu hidup kita penuh kegagalan. Demikian pula dengan keberhasilan atau kesuksesan. Semuanya pergilirkan oleh Allah SWT.
Aku dilahirkan ke dunia ini sama dengan manusia yang lainnya. Segara fisik lengkap, dan secara mental sehat. Namun demikian, kegagalan dan keberhasilan selalu bergantian menghinggapiku. Begitu banyak pengalaman tentang kegagalan dan keberhasilan. Semua itu merupakan pelajaran yang sangat berharga.
Apapun adanya diriku, aku dilahirkan untuk menyemangati orang lain. Bagi yang gagal, aku mendampinginya agar ia kuat dan tetap ikhlas. Begitu juga bagi yang sukses, aku selalu bersamanya agar ia tetap bersyukur dan tetap berusaha untuk sukses. Aku memang manusia pembangkit.
Menjadi manusia pembangkit memang tidak mudah. Banyak orang yang mensyaratkan berbagai kesempurnaan agar bisa menjadi pembangkit. Namun tidak bagiku. Menjaid pembangkit tidak membutuhkan syarat. Yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling membantu dan berbagi. Terlebih bagi manusia yang sedang dilanda masalah. Mereka tentu membutuhkan bantuan dari orang lain. Menjadi pembangkit artinya menjadi orang yang membangkitkan orang lain agar lebih baik lagi.
Membangkitkan orang lain boleh dengan tenaga, boleh pula dengan harta, atau boleh dengan apa saja. Yang penting alat dan tujuannya baik. Dengan tulisan pun dapat menjadi pembangkit, dengan syarat tulisan tersebut membangun dan membuat orang menjadi lebih baik.
Sesungguhnya, setiap kita adalah pembangkit, bukan sebaliknya. Tetapi banyak manusia yang tak menyadarinya. Banyak pula orang yang berpikir bahwa mereka adalah pembangkit, padahl sebaliknya, mereka adalah perusak. Menjadi pembangkit adalah menjadi manusia yang berguna bagi diri dan lingkungannya. “Manusia yang baik adalah manusia yang berguna untuk lingkungannya”. Wallahu ‘alam Bish Shawab.

Senin, 21 Februari 2011

Jalan Panjang Mandela

Siapa yang tak kenal dengan Nelson Mandela. Siapa pula tak kenal dengan Afrika Selatan, negeri yang diperjuangkan oleh Nelson Mandelai dengan segala suka dan dukanya. Perjalanan panjang Mandela untuk memerdekakan Afrika Selatan dari kungkungan politik apartheid. Sejarah kelam pembedaan manusia berdasarkan warna kulit, telah membuat Afrika Selatan menjadi negeri yang tertinggal. Dengan segala daya dan upayanya, Mandela memperjuangkan rakyat dan bangsanya agar setara sengan bangsa-bangsa lainnya di dunia ini. Perjuangan itu telah berhasil, dan rakyat Afrika Selatan dapat hidup merdeka tanpa perbedaan warna kulit.
Dalam buku yang diberi judul Mandela’s Way, penulisnya Richard Stengel menceritakan  kehidupan, perjuangan, karakter, serta kepribadian Mandela, seorang presiden yang sangat sederhana. Membaca buku ini kita dibawa menelusuri kehidupan Mandela yang demikian beragam. Richard Stengel mewawancarai Mandela guna menguak tabir kehidupan Mandela.
Dalam sebuah penerbangan untuk menemui pendukung Zulu-nya, Mandela menggunakan sebuah pesawat berbaling-baling kecil. Didalam pesawat itu, Mandela ditemani oleh seorang pengawal dan dua orang pilot. Ditengah perjalanan, Mandela menunjuk ke luar jendela dan berkata dengan tenang kepada pengawalnya bahwa baling-baling tidak berfungsi. Mandela menuyuruh pengawalnya untuk memberitahukan keadaan tersebut. Para pilotpun telah menghubungi bandara untuk mempersiakan pendaratan darurat. Sementara itu, Mandela kembali duduk membaca Koran. Ketika pendaratan telah dilakukan, dan mereka selamat, Stengel pun bertanya kepada Mandela tentang penerbangan tersebut. Mandela membuka matanya lebar-lebar dan dengan suara dramatis berkata, “Ya ampun, aku ketakutan diatas sana!”(hal 29)
Orang yang berani bukanlah orang yang tanpa rasa takut. Orang berani adalah orang yang mampu mengatasi rasa takutnya dengan baik. Mandela memberikan pelajaran yang sangat berharga bagaimana cara memperjuangkan cita-cita dengan baik. Hukuman, penghinaan, ancaman, penjara dan berbagai tekanan baik fisik dan mental telah dilaluinya dengan baik. Ia tak mundur dengan semua itu. Ia sangat yakin dengan cita-cita perjuangannya. Mandela tidak menjadikan ketakutannya sebagai penghambat untuk meraih cita-cita tentang kemerdekaan dan persamaan hak dinegeri yang dicintainya. Demikian pula, keberaniannya yang dimilikinya tidak menjadikan berjuang dengan membabi buta. Ia berjuang dengan perencanaan dan tujuan yang jelas.
Banyak pemimpin dunia yang berjuang untuk negaranya. Mereka rela mempertaruhkan hidupnya demi cita-cita kemerdekaan. Tak jarang, mereka mempertaruhkan nyawanya demi negera yang dicintainya. Demikian pula, begitu banyak para pejuang tersebut, setelah berhasil malah berebut kekuasaan. Banyak diantaranya yang setelah berjuang dan berhasil serta diamanatkan sebagai pemimpin malah tak mau melepaskan kekuasaannya. Mereka berusaha untuk mempertahankan kekuasaannya. Mereka telah merasa berjuang dan harus menikmati hasilnya dengan menduduki kursi kepemimpinan untuk selamanya.
Tidak demikian dengan Mandela. Ia hanya menduduki jabatan presiden hanya untuk satu kali masa  jabatan. Padahal, bila ia mau, untuk masa jabatan kedua akan mudah didapatkannya. Seluruh rakyat Afrika Selatan tentu masih membutuhkan dirinya untuk memimpin Negara yang masih dalam proses pembangunan tersebut. Nelson Mendela tidak mau melakukan hal itu. Ia rela melepaskan jabatannya dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk memimpin Afrika Selatan.
Hal yang sangat menarik dari Mandela ini adalah ia lebih mengutamakan musuhnya dibandingkan temannya. Seringkali ia kehilangan informasi tentang teman-temannya, tapi ia selalu berusaha untuk mendapatkan informasi tentang musuhnya. Keyakinannya adalah teman-temanya selalu mendukungnya, sementara musuh-musuhnya harus diamati dengan hati-hati. Hal itu dilakukan? Mandela yakin bahwa kesetiaan dalam politik dan kehidupan bersifat sementara. Sementara itu, perjuangan untuk kemerdekaan menuntut kesetiaan (hal 169)
Mandela selalu berusaha untuk mendekati rival-rivalnya. Bahkan, ia tak segan-segan untuk duduk dekat dengan rivalnya. Hal ini dilakukan agar rivalnya itu tahu bahwa ia berusaha untuk berjuang dengan cara-cara yang damai dan terhormat.
Berjuang untuk melawan kekuasaan memang bukan hal yang mudah. Mandela yakin bahwa perjuangan dengan peperangan tidak selamanya menyelesaikan masalah. Untuk itu ia melakukannya dengan baik. Ia berusaha untuk mendekati musuhnya. Dengan pendekataan tersebut, ia berusaha untuk memberikan kesan bagi musuhnya, bahwa ia berjuang untuk kepentingan Afrika Selatan dan kepentingan manusia yang lebih luas.
Banyak para pemimpin yang tidak berusaha untuk mendekati musuhnya. Mereka beranggapan bahwa bial berdekatan dengan musuh maka kita akan dipermainkan. Kiat tentu ingat dengan perjuangan yang dilakukan oleh para pemimpin kita pada jaman sebelum kemerdekaan. Mereka rela berunding, dijebak, dijebloskan ke penjara, dan berbagai perlakuan musuh lainnya. Namun mereka tetap berusaha untuk melakukan pendekatan agar cita-cita kemerdekaan dapat tercapai.
Sekarang ini banyak pemimpin yang bermusuhan sampai mati. Mereka mengekal permusuhan tersebut tanpa usaha untuk mengkompromikannya. Mereka menganggap bahwa berbeda pendapat sama dengan permusuhan. Tak jarang “perkelahian” tersebut justru membawa keburukan bagi kedua belah pihak. Mandela tidak melakukan hal itu. Terbukti, setelah Afrika Selatan merdeka, tak ada balas dendam kepada mereka yang berkulit putih. Mereka hidup berdampingan dengan baik. Padahal, bila kita kilas balik terhadap perlakuan orang kulit putih tentu sangat menyakitkan bagi mereka yang berkulit hitam. Mandela berhasil menyatukan kedua ras tersebut dengan damai dan aman, serta setara. Sebuah perjuangan yang tidak mudah.
Dalam pengantar buku ini, Mandela menyatakan bahwa setiap perjuangan yang kita lakukan terdapat juga perjuangan orang lain. Artinya, perjuangan yang kita lakukan tidak semata-mata sebagai hasil perjuangan kita sendiri. Dalam perjuangan kita, terdapat perjuangan orang lain. Karena itulah, keberhasilan yang kita capai harus dapat dinikmati juga oleh orang lain.
Kalau akhirnya Mandela mendapat hadiah nobel perdamaian, semua itu tentu merupakan hasil perjuanagn dari seluruh rakyat Afrika Selatan. Mandela hanya perwakilan karena ia yang memimpin perjuangan tersebut. Disinilah letak pentingnya kebersamaan. Tanpa kebersamaan sulit mewujudkan kemerdekaan.
Apa yang dilakukan oleh Mandela adalah perjuangan yang sangat spesifik untuk jaman sekarang ini. di dunia Barat, masalah apartheid telah berakhir sudah lama. Tapi bagi Afrika Selatan, hal itu masih terjadi untuk beberapa tahun yang lalu. Hal ini tentu menarik karena sekarang ini manusia sudah hidup dalam kesejajaran yang nyata. Masalah kesenjangan yanga ada selama ini bukan perbedaan ras, tapi kemiskinan.
Manusia banyak yang terpinggirkan hanya karena miskin. Akses untuk layanan kesehatan, pendidikan dan sosial semakin sulit. Perbedaan kesejahteraan ini membuat manusia tersingkir dan menderita. Perjuangan Mandela adalah memerdekakan rakyatnya dari perbedaan warna kulit, setelah itu memerdekakan rakyatnya dari keterbelakangan, kemiskinan, kebodohan, dan lain-lain.
Buku ini baik dibaca oleh mereka yang bercita-cita untuk menjadi pemimpin, serta mereka yang sedang memimpin saat ini. banyak pelajaran yang bisa dipetik. Bagi seorang calon pemimpin, atau yang sedang memimpin, bisa belajar dari mana saja. Dan lebih baik lagi bila mampu belajar dari keberhasilan dan kegagalan para pemimpin terdahulu. Walaupun buku ini merupakan hasil wawancara dan sering terselip cerita tentang penulisnya, tapi tidak mengurangi nilai dari isi bukunya.  

Judul Buku : Mandela’s Way. Lima belas pelajaran tentang hidup, cinta dan keberanian.
Penulis : Richard Stengel diterjemahkan oleh Marina Sofyan
Penerbit : Esensi, divisi penerbit Erlangga 2010
Tebal  buku : viii + 265 halaman

Jumat, 11 Februari 2011

Pembubaran Ormas, Solusikah ?

Tragedi Temanggung dan Cikuesik telah membuat kita kembali terusik dengan kekerasan yang terjadi. Sekelompok orang tersebut telah membuat kita kembali berdebat tentang berbagai hal yang berhubungan dengan keagamaan. Hal ini tentu bukan merupakan sesuatu yang baru, tapi merupakan hal yang cukup pelik. Sentiment keagamaan memang rentan membuat kegaduhan. Dan akibatnya, banyak diantara kita yang menjadi korban. Entah itu korban, harta, tenaga, waktu, bahkan sampai ada yang berkorban nyawa. Tragis memang, tapi itulah kenyataan yang terjadi.
Berbagai cara telah dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, dan sampai sekarang masih belum berhasil. Kekerasan demi kekerasan selalu terjadi. Sekelompok orang tetap memandang salah kepada orang lain. Dan semua itu selalu terjadi ketika kita berusaha untuk mengatasinya.
Sekarang ini lagi ramai tentang isu pembubaran ormas yang membuat kekacauan dan keributan. Dan anehnya, ormas tersebut selalu dikaitkan dengan salah satu agama. Hal ini tentu sangat disayangkan. Kita belum tentu percaya bahwa semua itu dilakukan oleh ormas yang berasal dari agama Islam. Bila hal ini benar dilakukan, entah ormas yang mana yang pertama dilakukan.
Untuk pembubaran ormas ini tentu tidak dilakukan begitu saja dilakukan. Ada tahapan dan indicator yang jelas agar sebuah ormas dibubarkan. Karena ini hanya sebatas wacana, kita belum tahu apa tahapan dan indikatornya. Bila memang pembubaran ormas itu dilakukan, apakah itu merupakan solusi tuntas untuk mengatasi kekerasan yang terjadi di tengah masyarakat ? 
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika ormas itu akan dibubarkan. Pertama. Bila dibubarkan, mereka akan membubarkan diri, dan pada waktu yang lain mereka akan membentuk ormas baru lagi. Orang yang sama, bisa membantuk ormas baru, dengan tujuan yang sama atau berbeda dengan tujuan ormas yang lama. Hal ini tentu tidak akan menyelesaikan masalah yang ada, dan bahkan bisa menimbulkan masalah baru.
Kedua. Kemerdekaan berserikat dan berkumpul dilindungi oleh Undang-Undang Dasar 1945. Ini merupakan kemerdekaan untuk membentuk ormas yang bisa dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja. Jadi, bila terjadi pelarangan terhadap ormas, maka sama saja berlawanan dengan semangat undang-undangn tentang kemerdekaan untuk berkumpul dan berserikat. Pelanggaran ini tentu merupakan pelanggaran yang sangat besar karena melanggar undang-undang dasar.
Ketiga. Dalam membubarkan ormas, tidak bisa hanya berdasarkan pada fakta satu pihak saja. Atau berdasarkan ormas yang melakukan kekerasan. Tapi juga harus dilihat penyebab dari terjadinya kekerasan tersebut. Bila penyebabnya karena dipancing oleh ormas atau orang lain, maka orang lain atau ormas tersebut juga harus ditindak. Hal ini berdasarkan analagi bahwa tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api. Artinya, ormas pelaku atau ormas yang menjadi korban harus diambil tindakan yang sama.
Apa yang terjadi di Temanggung dan Cikuesik belum tentu dilakukan secara terorganisir atau dilakukan oleh ormas tertentu. Sebab, sampai sekarang kita belum mendapatkan fakta dan data tentang orang-orang yang melakukan penyerangan itu. Apalagi tentang ormas yang melakukan penyerangan. Aparat penegak hukum juga belum menyatakan bahwa penyerangan itu dilakukan oleh ormas tertentu. Ini menunjukkan bahwa pelaku penyerangan tersebut dilakukan secara spontan oleh orang per orang. Kalaupun mereka itu merupakan anggota ormas tertentu, kita tidak bisa melakukan generalisasi bahwa yang melakukan penyerangan itu adalah ormas tertentu. Kecuali dipimpin oleh pimpinan ormasnya, ada instruksi dari ormasnya, serta dilakukan secara terencana oleh ormas tersebut. Bila hal ini tidak bisa dibuktikan, kita tidak menyatakan bahwa penyerangan itu dilakukan oleh ormas tertentu.
Pernyataan sebagian orang yang menyatakan bahwa penyerangan yang terjadi selama ini dilakukan oleh ormas tertentu, sangat diragukan keabsahannya. Hal itu dilakukan hanya untuk mengkambing hitamkan organisasi tertentu. Dan selama ini ormas Islam sering menjadi korban. Memperhatikan beberapa hal tersebut, pembubaran ormas memang bukan solusi terbaik.

Kamis, 03 Februari 2011

Mungkinkah Mesir ke Indonesia ?

Memperhatikan apa yang sedang terjadi di Mesir sekarang ini, membuat kita merasa miris. Sudah ratusan orang yang menjadi korban dari kerusuhan sosial itu. Yang sungguh mencengangkan adalah adanya dugaan bahwa polisi turut serta memperkeruh suasana kerusuhan itu menjadi lebih besar. Berita yang sampai kepada kita adalah polisi yang membela Hosni Mubarak melakukan perlawanan terhadap rakyat yang ini menurunkan presiden mereka. Hal ini sungguh suatu hal yang sangat tidak masuk akal.
Ketika tahun 1998, Indonesia mengalami pergolakan sosial yang sama. Bedanya, dinegara kita polisi tidak membantu pemerintah yang sedang berkausa saat itu. Kerusuhan terjadi karena bebalnya predien yang tak mau turun dari singgasananya. Rakyat Indonesia marah, dan korbanpun banyak berjatuhan. Polisi lebih mementingkan dirinya sebagai alat Negara dibandingkan sebagai alat kekuasaan.
Menjadi aparat pemerintah, dan khususnya bagi aparat keamanan seperti polisi dan tentara memang tidak enak. Secara naluri mungkin mereka akan memihak rakyat, tapi karena taat kepada perintah atasan membuat mereka berubah menjadi lawan bagi rakyatnya. Kenyataan ini tentu membawa pengaruh yang besar bagi polisi dan tentara itu. Menuruti perintah atasan adalah keharusan. Terlepas benar atau salah, perintah itu harus dijalankan dengan baik. Disisi lain, yang dihadapi adalah rakyat sendiri. Mereka itu entah teman, tetangga, keluarga, atau orang yang tak mereka kenal. Untuk sebuah perintah, tak kenal keluarga, tewan, lawan atau siapapun. 
Demikian pula dengan rakyat yang melawan. Mereka tentu tak akan berpikir bahwa yang dihadapi adalah senjata, gas air mata, bom Molotov, dan sebagainya. Sekali berjuang pantang untuk mundur. Keyakinan ini yang sedang melanda rakyat Mesir. Mereka berusaha untuk mengganti pemerintahan dengan secepatnya. Pernyataan Mubarak yang tidak akan mencalonkan diri lagi pada pemilu bulan September 2011 ini tidak menggoyahkan tekad mereka. Begitulah bila rakyat berkehendak.
Pemerintah seringkali buta dan tuli dengan tuntutan rakyatnya. Mereka hanya berusaha mengurusi kepentingan pribadi da golongannya. Sementara, kepentingan rakyat terabaikan. Hal ini tentu membuat frustrasi rakyatnya. Inilah penyebab timbulnya kerusuhan social di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Negara kita pernah mengalami hal tersebut. Pemerintah yang sedang mengemban amanah terlalu sibuk dengan dirinya sendiri. Di tempat lain, rakyat berjuang sendiri untuk memenui kebutuhan hidupnya. Akhirnya rakyat kehilangan kesabarannya. Akibatnya kerusuhan tahun 1998 meletus dan akhirnya Negara dan pemimpinpun mengalami perubahan. Rakyat sangat mengharapkan perubahan itu dapat dilakukan dengan baik oleh para elit politik. Kenyataannya, tak seindah yang dibayangkan.
Pada masa reformasi ini sudah dua kali dilaksanakan pemilu. Hasilnya, masih belum seperti yang diharapkan oleh seluruh rakyat. Kebutuhan rakyat semakin sulit, harga semakin melambung, pendapatan masih rendah, dan berbagai masalah sosial ekonomi lainnya. Pemerintah sepertinya hanya memperjuangkan diri dan golongannya saja. Setiap ada masalah politik yang terjadi, selalu dikaitkan dengan upaya untuk menjatuhkan presiden. Padahal hal itu belum tentu benar. Lihat saja kasus Bank Century, Mafia Pajak, kasus Gayus Tambunan, dan berbagai kasus lainnya. Banyak politisi yang menyeret-menyeret kasus tersebut ke ranah politik. Padahal, bila dilakukan dengan tindakan hukum pidana dan perdata tidak akan menjatuhkan wibawa presiden. Tapi, semua itu sepertinya dipolitisir oleh oknum tertentu demi kepentingan pribadi.
Kenyataan yang terjadi di Mesir hari membuktikan bahwa rakyat tak akan pernah rela terhadap pemimpin yang bekerja tidak pada tempatnya. Rakyat berusaha sekuat tenaga untuk melakukan perlawanan. Akibat yang ditimbulkan sudah tidak dipikirkan lagi. Walaupun harus mati, demi perjuangan rela dilakukan. Akankah peristiwa Mesir ini akan merembet ke nagara kita?
Melihat fakta yang ada, terutama dengan sepak terjang pemerintah yang lamban dan acuh tak acuh, tak mustail hal itu akan terjadi. Kekecewaan suatu saat akan meledak menjadi perlawanan. Apabila pemerintah yang sedang berkuasa ini tidak merubah pola kerjanya tentu suatu saat rakyat akan berontak.
Apa yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah memperbaiki perekonomian Negara, mengembangkan demokratisasi, serta penegakkan hukum yang cepat dan tepat. Rakyat sudah mulai bosan dengan tingkah polah pemerintah yang hanya mementingkan pencitraan. Seakan semua sempurna, padahal itu hanya kamuflase semata. Rakyat sangat ingin pemerintah bekerja secara maksimal. Tidak hanya terpaku pada angka-angka yang sering menipu. Rakyat hanya ingin agar pemerintah benar-benar bekerja secara maksimal dengan turun langsung di tengah-tengah rakyatnya. Pemerintah diharapkan mampu menyerap aspirasi masyarakat secara langsung serta tidak mementingkan indikator berupa angka dalam menyejahterakan rakyatnya. Angka pengangguran, pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan sebagainya bukan target utama. Tapi, kesehjateraan dari segi peningkatan pendapatan yang riil, daya beli yang nyata, serta kemampuan berusaha yang ditunjang leh modal yang memadai.
Hal itu memang tidak mudah, tapi karena pemerintah sudah bersedia mengemban amanah itu maka harus ditunaikan dengan baik. Jika tidak mampu katakana tidak mampu. Jangan sampai kita mengalami lagi kejadian mei 1998. Wallahu ‘alam.