Sabtu, 13 November 2010

Budaya Baca

Budaya membaca terbaik dapat dijelaskan sebagai praktik belajar untuk mencari pengetahuan, informasi atau hiburan melalui kata-kata tertulis. praktek tersebut dapat diperoleh dengan membaca buku, jurnal, majalah, koran, dan lain-lain. Memiliki budaya membaca sudah menjadi keharusan dalam abad ke-21 untuk semua orang. Untuk berpartisipasi secara efektif dalam membina masyarakat agar gemar membaca adalah tugas yang harus kita ambil dengan sangat serius. Ini harus menjadi tujuan utama dari lembaga pendidikan, guru, orang tua, dan masyarakat kita pada umumnya.
Membaca merupakan cara untuk membuka dunia baru untuk melihat diri kita sendiri dan orang lain. Membaca memungkinkan kreativitas untuk berkembang dengan baik. Ini memberi kita cara dan alat untuk mengeksplorasi bakat kita sambil belajar tentang diri kita sendiri dan masyarakat luas.
Oleh karena itu, tepat untuk mengatakan bahwa mereka yang bisa membaca pasti memiliki keuntungan atas mereka yang tidak bisa. Namun demikian, tidak semua orang suka membaca. Beberapa hal yang menjadi penyebab kurangnya budaya baca di kalangan masyarakat kita adalah : Pertama. Kurangnya motivasi. Dalam segala hal, motivasi memegang peranan yang sangat penting. Demikian pula dalam upaya menciptakan budaya membaca yang kuat di negara ini. Adanya apatisme umum atau hilangnya nilai untuk membaca. Ketersediaan media hiburan, permainan yang dapat diperoleh dengan mudah, membuat generasi muda kita kehilangan minat untuk membaca. Daripada membaca novel atau biografi mereka mungkin lebih memilih untuk bermain game kartu atau memanjakan diri dengan beberapa hobi lain di luar membaca. Kedua. Pendanaan yang tidak memadai lembaga pendidikan. Pemerintah dapat membantu dengan membantu sekolah-sekolah dengan perpustakaan fungsional,  yang dapat membantu anak-anak dalam meminjam buku dan membacanya di waktu luang.

Ketiga. Miskin secara ekonomi dan standar hidup yang rendah. Seorang manusia lapar dengan sedikit uang di sakunya. Ia akan bertanya apakahuang yang ia punya lebih baik untuk membeli buku atau makanan untuk dirinya. Kebanyakan orang hidup dalam keadaan kekurangan. Karena kesulitan, kebanyakan orangtua tidak dapat menyediakan buku-buku yang baik bagi anak-anak mereka, terutama dalam situasi di mana harga barang dan jasa terus meroket, dan pemerintah tidak melakukan apa pun untuk menatasi situasi tersebut. Sebagai akibatnya, sebagian besar orang tua tidak dapat mengirim mereka ke sekolah sehingga mereka bisa membaca dan menulis.
Keempat. Peningkatan Biaya Penerbitan Buku. Sampai saat ini, biaya penerbitan buku cukup mahal. Akibatnya, harga buku dipasaran menjadi mahal. Hal ini tentu memberikan dampak bagi ketersediaan buku dipasaran. Karena mahalnya harga buku ini, membuat masyarakat membeli dan membaca buku. Dukungan dari pemerintah sangatlah diharapkan. Dukungan tersebut dapat berupa pengurangan pajak, subsidi kertas, bantuan distribusi, dan berbagai kemudahan lainnya. Dengan demikian, penerbit dapat menekan harga jual buku, sehingga buku dapat disebarkan ke seluruh pelosok negeri.
Saya percaya sebagian besar dari kita biasanya melakukan evaluasi pada setiap akhir tahun untuk menilai apa yang terjadi selama sebelas belas bulan terakhir. Tujuannya utama adalah untuk belajar dan bisa mendapatkan alasan untuk perencanaan masa depan. Biasanya evaluasi diikuti oleh rencana untuk masa depan yang mungkin termasuk daftar sejumlah resolusi.
Bagi mereka biasa membaca, akan mencocokkan kembali daftar resolusi mereka. Menarik untuk mengetahui berapa banyak mereka yang telah berhasil mewujudkan rencana bacaan mereka. Jika Anda melakukan survei dan menanyakan beberapa orang, berapa banyak buku yang mereka baca setelah meninggalkan sekolah, saya kira hanya beberapa akan menyatakan telah menyelesaikan satu buku atau beberapa buku. Banyak, dengan wajah malu-malu mereka akan mencoba memberikan alasan karena tidak mampu mengatur mata pada halaman buku alias tak pernah membaca buku. Hasil ini tidak akan membuat kita takjub, tetapi penting untuk menekankan bahwa situasi yang tidak diinginkan dan tidak membantu kita menjadi lebih baik.
Kurangnya budaya baca, sebenarnya merupakan masalah yang cukup merisaukan. Hal terburuk adalah masih sedikitnya literatur yang bisa kita akses, serta hal ini dianggap sebagai hal yang sepele atau tak berarti. Melihat jumlah dan jenis orang yang Anda temui di toko-toko buku dan perpustakaan, setidaknya memberi Anda gambaran mengenai siapa dab berapa orang dari masyarakat kita yang bisa dan biasa membaca buku. Melihat jenis buku di rak, memberi kita gagasan tentang sebuah aspek penting, jenis buku yang kita baca.
Kita semua tahu keuntungan dari membaca. Hal yang sangat dasar adalah pencarian pengetahuan. Membaca juga membuat kita diperbarui dan membantu untuk lebih memahami dan memprediksi peluang dan tantangan di masa depan. Kita perlu menjadikan kegiatan membaca sebagai bagian dari kehidupan kita dalam rangka memperoleh manfaat secara maksimal. Satu-satunya cara terbaik untuk membuat ini terjadi adalah menanamkan budaya membaca di tengah masyarakat kita..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar