Kamis, 28 Oktober 2010

Pemuda Indonesia Di Antara Soeharto dan Bencana Alam

Setiap tanggal 28 Oktober, kita memperingati Sumpah Pemuda. pada tahun ini, seperti beberapa tahun sebelumnya, diwarnai dengan beragam peristiwa. Bencana alam, berupa banjir, gempa bumi, gunung meletus, dan tidak ketinggalan peristiwa politik. Kontroversi pemberian gelar pahlawan kepada mantan presiden Soeharto menyita begitu banyak energi. Peringatan Sumpah Pemuda umumnya diperingati dengan pelaksanaan upacara bendera.
Soeharto merupakan predien RI yang terlama memimpin bangsa kita. Ia telah meletakkan dasar-dasar pembangunan bangsa. Selama kurang lebih 32 tahun Soeharto mengabdikan dirinya untuk bangsa ini. Selama itu pula, berbagai peristiwa terjadi di bumi Indonesia. Atas berbagai jerih payahnya itu, bangsa Indonesia hendak memberikan pahlawan kepadanya. Banyak pro dan kontra tentang hal tersebut. Banyak orang yang hanya melihat kesalahan Soeharto semata, tanpa melihat kebaikannya, sehingga banyak menilai bahwa pemberian gelar pahlawan itu tidak pas. Namun demikian, banyak pula yang ingin membalas jasa Soeharto dengan mengesampingkan kesalahannya, memberikan gelar pahlawan kepadanya .
Soeharto, diakui atau tidak, telah memberikan jasa yang besar bagi pembangunan bangsa. Para pemimpin yang sedang berkuasa saat ini adalah mereka yang belajar ketika Soeharto berkuasa. Soeharto membina mereka agar tumbuh dan berkembang agar kelak menjadi pemimpin yang tangguh. Kesalahan Soeharto adalah membungkam mulut mereka yang lantang berbicara tentang Negara dan kekuasaan. Aceh ditetapkan sebagai DOM, Papua dikekang, Timur-Timor di bungkam, dan sebagainya. Pada jaman Soeharto, bangsa kita masih dalam masa pemulihan pasca perang kemerdekaan. Saya tak tahu apabila Soeharto tidak “keras” pada saat itu, apakah NKRI masih utuh sampai sekarang. Setelah Soeharto lengser, Timu-Timor lepas dari NKRI.

Stabilitas nasional sangat penting. Apalagi ketika kita masih belum kuat fondasi berbangsa dan bernegara. Soeharto meneguhkan kebangsaan dan kenegaraan kita. Apabila kondisi bangsa kita saat ini terjadi pada beberapa puluh tahun yang silam. Akankah kita ini menjadi bangsa yang besar.
Saat ini, bangsa kita mengalami banyak masalah. Masalah tersebut seperti masalah ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, kemandirian, kesejahteraan dan sebagainya. Pemerintah seperti tak mampu berbuat apa-apa untuk mengatasi berbagai masalah tersebut. Segala langkah dan tindakan yang diambil oleh pemerintah belum memenuhi harapan rakyat. Keadaan ini menimbulkan ketidak percayaan rakyat kepada pemerintah.
Khusus bencana alam, pemerintah selalu terkesan terlambat dalam menanganinya. Rakyat seringkali tidak sabar dengan tindakan yang diambil oleh pemerintah. Bencana alam terjadi silih berganti, seharusnya membuat pemerintah selalu waspda. Penanganan yang dilakukan oleh pemerintah terkesan hanya tanggap darurat semata. Belum ada rencana antisipasi dan penanggulangan bencana yang terpadu. Hal ini menimbulkan penanganan yang hanya bersifat lokal semata. Pemerintah perlu membuat rencana antisipasi penanggulangan bencana untuk seluruh Indonesia.
82 tahun yang lalu pemuda Indonesia telah berikrar yang terkenal dengan Sumpah Pemuda. Bertanah air satu, berbangsa, dan berbahasa satu, semuanya untuk Indonesia. Semangat sumpah pemuda itu diharapkan tetap tumbuh di dalam dada pemuda Indonesia. Semangat ke-Indonesiaan hendaknya menjadi cermin bagi pemuda dalam membangun bangsanya. Pemuda hendaknya bersatu padu dalam sebuah keyakinan yang sama, dan keyakinan itu berawal dari Sumpah Pemuda.
Pemuda Indonesia harus mampu menerima semua keadaan pemimpinnya. Namun demikian, tetap diperlukan kritik dan sumbang saran pemikiran kepada para pemimpin tersebut. Disamping itu, pemuda harus mampu menjadikan dirinya sebagai motor penggerak pembanguan yang netral. Pemuda Indonesia harus mengesampingkan ego sektoralnya agar menjadi penerus pembangunan bangsa yang mandiri. Juga harus menguburkan segala dendam yang tak berujung, yang akibatnya justru merugikan diri sendiri dan bangsa kita. Pemuda harus mampu melihat kebaikan para pemimpin tanpa mengesampingkan kesalahan para pemimpin tersebut. Sebab, tidak ada pemimpin yang sempurna. Bagi mereka yang telah membarikan pengabdian kepada bangsa harus dibalas dengan perlakuan yang wajar.
Hendaknya begitulah kita memandang pemberian gelar pahlawan kepada mendiang Presiden Soeharto. Sebagai pemimpin dan rakyat telah memberikan pengabdian yang besar bagi bangsa ini Soeharto layak diberikan gelar pahlawan.
Menyangkut terjadinya bencana alam dinegeri kita ini, pemuda harus menjadi garda terdepan dalam penanggulangannya. Pemuda harus menjadi pelopor dalam antisipasi terhadap bencana, bukan malah menjadi penyebab bencana itu. Kita akui bahwa masih banyak pemuda kita yang justru menjadi sumber bencana. Ada yang korupsi, menjadi penipu, perusak alam, terjebak narkoba, dan sebagainya. Kepada jenis ini, semoga saja mereka lekas sadar, bahwa tantangan didepan mereka sangat besar dan luas, dan untuk itu diperlukan persatuan dan kesatuan dalam mengatasinya. Wallahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar