Senin, 04 Oktober 2010

Pemerintahan Yang Tak Menarik

Betapa tidak menariknya pelaksanaan pemerintahan kita ini. Setiap lini seperti bekerja sendiri-sendiri. Menteri koordinator yang bertugas mengkoordinasi para menteri seperti tak bergerak kemana-mana. Hal ini terlihat dari belum adanya tanda-tanda perbaikan dinegeri kita ini. Rakyat yang menjadi obyek pembangunan oleh pemerintah belum mendapatkan apa yang seharunya mereka dapatkan. Rakyat masih saja dalam penderitaan yang berkepanjangan. Pemerintah yang diharapkan mampu memperbaiki nasib rakyatnya, justru asyik dengan dirinya sendiri.
Sementara itu, penegakkan hukum belum juga memenuhi rasa keadilan rakyat. Penegak hukum yang diharapkan mampu membenahi karut marut hukum, justru berkubang dengan masalah hukum. Jangankan memperbaiki rakyatnya, memperbaiki dirinya saja belum mampu. Masalah penetapan Kapolri dan Jaksa Agung, sampai saat ini belum ada titik terangnya. Yang ada hanya wacana saja. Apa yang bisa kita harapkan dengan keadaan yang seperti ini.
Kita memang tidak menginginkan suatu perubahan yang sekejab. Tetapi paling tidak semua langkah perbaikan harus dilakukan secara simultan dan cepat. Kebiasaan untuk mengulur-ulur waktu tentu tidak baik bagi proses pembangunan bangsa. Begitu banyak masalah bangsa dan masalah kerakyatan yang sampai sekarang belum selesai. Kita sangat berharap semua itu segera berakhir, agar kita bisa melanjutkan ke langkah berikutnya. Sampai saat ini kita seperti jalan di tempat.

Rencana pembangunan disusun dengan baik pada saat kampanye pemilihan kepala Negara. Tapi semua itu sepertinya hanya tinggal rencana. Pemerintah boleh saja mengatakan bahwa mereka telah berhasil membangun bangsa, tapi kenyataan yang ada, masih banyak rakyat yang hidup dalam keterbatasan baik politik, ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya. Jurang pendapatan yang demikian besar antara yang kaya dengan yang miskin seharusnya membuat sadar bahwa masih banyak rakyat yang menderita. Pemerintah hanya terpaku pada mereka yang berhasil, sementara mereka yang masih terpuruk tidak mendapatkan perhatian. Semua ini tentu membawa beban bagi rakyat. Rakyat merasa bahwa mereka diacuhkan oleh pemerintahnya. Akhirnya, mereka mengambil jalan pintas agar diperhatikan. Teroris, kekerasan, perampokan, dan berbagai kejadian yang ada selama ini, menunjukkan sebagian dari frustasi masyarakat. Mereka yang mengambil jalan yang berbeda dengan pemerintah mungkin karena tidak ada perhatian pemerintah.
Setiap saat kita menyaksikan aparatur pemerintah tersenyum, tertawa, perlente, sejahtera, dan menikmati berbagai fasilitas mewah dari Negara. Sedangkan, di pihak lain, rakyat hanya bisa menonton opera para aparatur tersebut. Ada rasa ditinggalkan, dan ada jarak antara rakyat dengan pemerintahnya. Hal ini menimbulkan rasa frustasi bagi rakyat. Akhirnya, tak sedikit saudara-saudara kita yang mengambil jalan pintas, dan melakukan perbuatan melawan hukum. Perbuatan saudara kita ini tentu tidak bisa disalahkan seratus persen. Pemerintah harus berkaca bahwa tindakan rakyat itu, sedikit banyaknya terjadi karena kelakuan pemerintah yang tak peduli.
Akankah setiap saat kita menyaksikan terjadinya perang antara aparat pemerintah dengan rakyatnya. Teroris dan perampokan menjadi alas an bagi aparat pemerintah untuk bermusuhan dengan rakyatnya. Saya bukan berarti membenarkan tindakan para pelaku kejahatan tersebut. Sebab, yang salah tetap salah, dan mereka harus diberi balasan yang setimpal dengan kesalahannya. Namun, pemerintah dan kita semua harus mampu merangkul mereka agar berubah menjaid baik. Tindakan pemerintah yang memerangi mereka dengan senjata tidak akan membuat mereka jera. Tapi bagaimana mendekati keluarganya agar menjadi lebih baik tentu hal yang terbaik.
Perang yang diperlihatkan oleh aparat keamanan terhadap segelintir anak bangsa memperlihatkan bahwa aparat keamanan sudah kehilangan akal dalam membina rakyatnya. Hal ini juga tak bisa dilepaskan dari perilaku aparat tersebut dalam membina masyarakat selama ini. Perlakuan tersebut, dapat berupa tindakan kekerasan, tidak adil, atau tindakan lain yang melukai hati rakyat. Selama ini kita banyak mengalami bagaimana tindakan aparat keamanan terhadap kita. Apalagi bila kita yang secara ekonomi dan sosial, tidak beruntung, maka perlakuan akan berbeda dengan mereka yang punya uang. Perlakuan ini tentu merobek rasa keadilan rakyat. Seolah-olah kita yang miskin dan terpinggirkan tak pantas mendapatkan keadilan. Karena rasa frustasi itu, akhirnya sebagian dari anak bangsa justru melawan. Dan perlawanan itu dilakukan dengan kekerasan.
Akankah semua ini selalu terjadi setiap saat. Semoga saja tidak. Tapi, bila pemerintah tidak melakukan perbaikan dalam melayani rakyat, tentu semua bias terulang kembali. Hal yang justru aneh, aparat keamanan justru bangga telah berhasil melumpuhkan anak bangsa dengan senjatanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar