Jumat, 03 September 2010

Melawan Malaysia


Ketika presiden SBY menyampaikan pidato masalah hubungan antara Indonesia dengan Malaysia, banyak rakyat yang kecewa. Dalam pidato tersebut, SBY menyatakan bahwa Indonesai tidak berniat untuk melakukan peperangan dengan Malaysia dalam menyelesaikan beberapa masalah yang sedang terjadi selama ini. SBY menginginkan langkah damai dalam meluruskan kembali hubungan kedua negara. Kenapa presiden demikian lemah dalam menghadapi Malaysia yang seakan-akan arogan ? Akankah dengan sikap presiden yang demikian Indonesia menjadi negara yang lemah.
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan apabila kita melakukan perang dengan Malaysia tahun ini. Hal tersebut diantaranya adalah : Pertama, APBN kita tahun ini tidak menganggarkan dana untuk kegiatan perang. Karena itu, bila kita melakukan perang maka seluruh biaya akan ditanggung oleh rakyat. Bila hal ini terjadi, tambah miskinlah rakyat kita. Rakyat yang sudah hidup susah akan bertambah susah. Bukan berarti rakyat tidak mau membela kedaulatan bangsa dan negaranya, tapi untuk apa berperang kalau hasilnya menbuat kita menderita. Sebab, menang atau kalah rakyat tetap menderita.

Kedua, karena APBN kita lebih banyak digunakan untuk belanja pegawai, maka bila kita berperang konsekwensinya adalah belanja pegawai diambil untuk membiayai perang. Untuk itu, PNS harus rela tidak menerima gaji selama beberapa bulan. Kalaupun hal itu tidak dilakukan, dan anggaran perang diambil dari belanja pembangunan, maka bersiaplah mereka-mereka yang mencari pekerjaan dan yang sudah bekerja kehilangan pekerjaannya karena tidak ada dana pemerintah untuk melanjutkan pekerjaan tersebut.
Ketiga. Kita tentu sudah seringkali membaca sejarah tentang Ganyang Malaysia. Masalah ini sudah ada sejak lama. Tapi sampai sekarang kita tidak pernah berperang. Malaysia tak terpernah mengagresi kita secara langsung. Demikian pula dengan bangsa kita, tak pernah membalas dengan penyerangan. Semua hanya sebatas wacana saja. Kalau negara kita suka berperang, tentu sudah lama kita memerangi Malaysia. Dan sampai saat ini hubungan kedua negar aman-aman saja.
Mungkin bagi beberapa orang, masalah kedaulatan negara dan batas-batas negara harus direbut dengan perang, tetapi kalau perang itu hanya menguntungkan segelintir orang, serta akibatnya menyengsarakan jutaan rakyat Indonesia yang lain untuk apa. Bukannya tambah baik negara kita, tetapi menjadi bertambah sengsara. Tak ada satu orangpun manusia Indonesia menginginkan hal seperti ini. Mereka yang meneriakkan kata-kata perang, pada saat perang terjadipun belum tentu berada digaris depan.
Persoalan perbatasan negara biarlah pemerintah yang mengurusnya. Kalaupun pemerintah terlihat lambat ataupun lemah, tentu ada pertimbangan yng harus dilakukan. Pemerintah tentu tidak memikirkan keuntungan sekelompok orang, tapi memikirkan kepentingan bangsa dan negara secara keseluruhan. Kita bangsa beradab dan mengedepan sopan santun dalam menjalin hubungan dengan negara lain. Cara-cara diplomasi harus dilakukan dengan baik. Dan untuk itu dibutuhkan kesabaran, agar memberikan keuntungan yang maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar