Kamis, 23 September 2010

Baju Seharga Rp 839 Juta. Wow .....!!!!

Kompas.com kamis (ini 23/9), menurunkan salah satu berita tentang biaya pembelian furnutur rumah dinas presiden sebesar Rp 42 M. Anggaran tersebut digunakan untuk membeli barang-barang mewah agar rumah dinas menjadi lebih indah, cantik, mewah, anggun, dan berbagai sebutan lainnya. Tak dapat dibayangkan seperti apa rupanya furniture tersebut. Hal ini sangat berbeda sekali dengan furnutur yang ada dirumah kami. Ranjang sudah reot, lemari mulai lapuk, kursi-kuri sudah dimakan rayap.
Dalam berita tersebut, juga disertakan beberapa biaya lainnya, seperti pembelian baju presiden Rp 839 juta. Dengan anggaran sebesar itu, berapa jumlah, serta kualitas baju yang akan didapatkan. Saya hanya memperkirakan, bahwa SBY setiap 5 lemit sekali pasti ganti baju. Anggap saja biaya untuk satu pasang baju presiden sebesar Rp 5 juta, maka akan dapat berapa banyak baju. Baju tersebut pasti bukan sembarang baju. Berbeda sekali dengan baju yang dikenakan oleh keponakan saya. Untuk mendapatkan baju seharga Rp 50 ribu saja, orang tuanya harus rela mengurangi jatah belanja harian mereka. Itupun dilakukan paling sering 6 bulan sekali. Atau paling 1 tahun sekali.

Siapakah yang merencanakan anggaran pengadaan baju tersebut, entahlah, yang pasti anggaran tersebut tentu sangat sulit untuk dipahami. Mungkin karena untuk presiden kali ya ….????
Saya yakin, SBY tetap ganteng walaupun dengan baju yang harganya seratus ribu rupiah. Tapi itulah, presiden kita memang senang dengan pencitraan. Mungkin kalau menggunakan baju yang murah, dan murahan akan menurunkan citra presiden yang perlente.
Itu hanya untuk anggaran baju presiden. Entah lagi anggaran untuk baju ibu presiden. Mungkin lebih besar. Sebab, perempuan umumnya lebih modis dari laki-laki. Anggaran untuk membeli baju bagi perempuan biasanya bear dibandingkan dengan laki-laki. Perempuan juga biasanya banyak yang lebih tertarik dengan busana dan membelinya, walaupun terkadang tak pernah dipakai.
Saya tidak tahu apakah itu termausk pemborosan atau tidak. Karena, untuk biaya presiden tak kenal boros atau tidak. Yang utama adalah pencitraan dan prestise, walaupun sangat banyak anak nenegri ini yang sehari-hari hanya menggunakan baju yang melekat dibadan.
Semoga saja suatu saat SBY mengirimkan saya baju-baju bekasnya yang seharga ratusan juta itu, untuk saya gunakan memancing dan mencari kayu bakar dihutan. Wallahu a’alm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar