Sabtu, 28 Agustus 2010

Puasa itu Penjara

Tidak terasa kita sudah memasuki pertengahan puasa. Berbagai hal telah kita alami saat menjalankan ibadah puasa. Ada yang menyenangkan dan ada pula yang menyedihkan. Semua itu merupakan cobaan yang harus kita hadapi dan selesaikan agar puasa kita menjadi sempurna. Menjalankan puasa memang tidak mudah. Diperlukan kekuatan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT agar ibadah puasa kita membawa berkah bagi kehidupan kita ini.
Puasa itu penjara bagi ornag-orang yang beriman. Mereka digiring oleh Allah SWT untuk masuk ke dalam bulan yang penuh rahmat. Bulan yang membawa berkah sekaligus penjara bagi manusia yang menunaikannya. Menjalankan puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari sekilas memang sulit. Tapi bagi orang yang beriman hal itu sangat mudah. Namun demikian, yang harus diperhatikan adalah apa yang kita lakukan sejak terbit fajar itu sampai terbenamnya matahari.
Saat itu, merupakan saat-saat dimana orang-orang yang beriman masuk ke dalam penjara. Mereka tidak hanya sekedar menahan haus dan lapar tetapi juga menahan segala laku perbuatan yang sia-sia, apalgi perbuatan maksiat kepada Allah SWT. Puasa telah menjadi jeruji penjara dari melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama.
Hidup dalam penjara sungguh menyiksa bagi orang-orang yang tak beriman. Tetapi bagi mereka yang beriman, hidup dalam penjara bagaikan hidup di surga. Keterbaatasan wadah bagi mereka untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhannya. Sebaliknya, bagi orang-orang yang tak beriman, penjara merupakan tempat penyiksaan, dan mereka selalu menggerutu kepada tuhannya.
Manusia diberi kebebasan oleh Allah SWT untuk memilih diantara keduanya. Ada manusia yang dengan ijin Allah SWT dengan tulus menjalankan ibadah puasa. Ada pula yang hanya sekedar menggugurkan kewajiban semata. Bagi mereka, puasa hanya membatasi mereka untuk melakukan pekerjaan yang sudah biasa mereka lakukan. Menipu, korupsi, berbohong, mencela, menghina, membiarkan orang miskin dan anak yatim, dan berbagai perbuatan tidak baik lainnya. Kebiasan buruk yang dilakukan secara sadar atau tidak sadar telah menjadikan manusia turun derajatnya menjadi sama dengan binatang. Puasa berusaha untuk mengembalikan derajat tersebut agar manusia menjadi mulia karenanya.
Kita tidak bisa menyatakan diri kita lebih baik dari binatang apabila tingkah laku dan perbuatan kita sama dengan binatang, bahkan ada yang lebih rendah lagi. Kita tentu bukan termasuk orang-orang yang beriman kalau puasa kita tidak bisa membentuk pribadi yang lebih sempurna lagi. Penjara puasa merupakan wadah untuk kita meninggalkan perbuatan buruk, dan sekaligus tempat untuk mengunci diri dalam melakukan perbuatan baik. Artinya, bulan puasa ini kita kunci diri kita agar hanya melakukan perbuatan baik saja. Cukup sudah selama 11 bulan yang lalu kita terlena dengan perbuatan jahat dan sejenisnya. Mulai bulan ini kita harus membulatkan tekad untuk hijrah dari semua perbuatan buruk itu ke perbuatan yang lebih baik, yang memberi manfaat bagi diri dan lingkungan kita.
Lima belas hari sudah kita lewati puasa. Mari kita merenungkan kembali perbuatan apa yang telah kita lakukan. Adakah diantara perbuatan tersebut, terselip perbuatan yang menurut ajaran agama kita sebagai kesalahan. Atau kuantitas dan kualitas perbuatan yang bernilai ibadah tersebut masih jauh dari yang diharuskan. Semua itu tergantung kepada kita. Hidayah Allah SWT harus dicari. Bila kita belum menemukannya yakinlah bahwa Allah SWT suatu saat akan memberikannya, yang penitng kita tetap berusaha. Kerugian besar bagi kita bila bulan puasa ini tak ada beda dengan bulan-bulan yang lainnya.
Semoag penjara puasa yang sedang kita masuki ini dapat membentuk diri kita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Semoag dengan puasa ini pula Allah SWT mengabulkan segal do’a dan permohonan kita. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar