Selasa, 03 Agustus 2010

Mau Jadi Orang Pintar ?

Adakah manusia yang ingin jadi orang bodoh ? Tentu tidak kan. Bodoh, alias tidak pintar merupakan keterbelakangan. Hal ini mencerminkan kekurangan manusia. Umumnya hal ini menyangkut kemampuan otak manusia. Apakah betul ada manusia bodoh seperti lagunya Ada Band ? Bodoh lawannya pintar atau cerdas. Siapakah yang disebut manusia cerdas ? apakah mereka yang memiliki gelar sarjana berderet-derat, ataukah manusia yang memanfaatkan semua potensinya untuk kebaikan diri dan lingkungannya, atau apa ?

Semua orang tentu tak ingin  di cap sebagai orang bodoh. Kita semua tentu akan senang sekali bila disebut sebagai manusia cerdas. Sebab, kecerdasan menandakan bahwa kita sebagai manusia masuk ke tingkat manusia yang berbeda dengan manusia bodoh. Perbedaan tersebut dapat berupa kemampuan berpikir, moral yang baik, sopan santun, giat beramal, dan sebagainya. Tapi, yang lebih dari semua itu adalah kemampuan kita untuk memisahkan sesuatu yang baik dengan yang buruk terhadap berbagai hal yang berhubungan dengan kehidupan umat manusia.
Manusi yang cerdas adalah manusia yang mampu memisahkan sesuatu yang buruk, merusak, berlawanan dengan akal sehat, melanggar norma, baik sosial maupun agama, serta tidak melakukan perbuatan buruk tersebut walaupun secara materi menguntungkan.
Untuk mendapatkan kecerdasan, diperlukan berbagai hal. Hal tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
1.       Butuh Rencana
Banyak ahli menyatakan bahwa perencanaan kegiatan yang baik merupakan setengah dari kesuksesan. Artinya, bila kita ingin sukses maka kita harus membuat perencanaan sebaik-baiknya. Perencanaan disini tidak hanya sebatas rencana saja tetapi disertai dengan tekad dan kemauan untuk merealisasikan rencana tersebut.
Demikian pula bila kita ingin menjadi orang pintar. Kita harus membuat rencana untuk mencapai kepintaran atau kecerdasan tersebut. Belajar merupakan kunci utama. Hal itu harus diiringi dengan do’a. Orang-orang pintar atau cerdas memiliki kebiasaan belajar yang berbeda dengan orang kebanyakan. Sebab, kepintaran atau kecerdasan tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus diusahakan. Itulah sebabnya, bahwa manusia secara lahiriahnya semua dalam keadaan cerdas. Usahalah yang pada akhirnya menentukan tetap atau hilangnya kecerdasan itu.
Membuat rencana memang gampang, tapi untuk melaksanakannya tidak mudah. Diperlukan komitmen yang kuat agar semua rencana itu dapat terlaksana dengan baik. Kita ingin menjadi penulis tetapi tak pernah menulis akan mustahil menjadi penulis. Menulis pun tidak bisa sembarang tulis. Menulis membutuhkan ilmu. Ilmu membutuhkan usaha untuk mendapatkannya. Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Karena itu perlu dibuat perencanaan tentang membaca, seperti kapan, berapa lama waktunya, buku apa yang menjadi prioritas untuk dibaca. Selanjutnya, kita perlu menuangkan hasil pembacaan tersebut dalam bentuk tulisan. Kapan menulis, berapa lama waktunya, serta apa yang menjadi prioritas tulisan harus dibuatkan perencanaan yang baik.
Ssegala rencana yang telah dibuat harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Serahkan semua hasilnya kepada Allah SWT. Untuk itu, diperlukan do’a untuk mengiringi usaha tersebut. Do’a merupakan pasangan rencana agar semuanya memberikan hasil yang maksimal buat kebaikan kita dan manusia seluruhnya.
2.       Perlu Kerja Keras
Setelah kita menyusun rencana, selanjutnya adalah kerja keras untuk mewujudkan semua rencana tersebut. Setiap usaha pasti disertai dengan halangan, rintangan, tantangan, hambatan dan sebagainya. Semua itu bias datang dari luar ataupun dari dalam diri kita sendiri. Tantangan, hambatan, rintangan dan sebagainya yang datang dari dalam diri kita sendiri akan lebih sulit mengatasinya dibandingkan dengan yang datang dari luar diri kita.
Faktor luar yang sering menjadi alas an kita adalah sempitnya waktu, terbatasnya sumber atau bahan yang kita miliki, dan sebagainya. Semua itu tentu lebih mudah untuk diatasi dengan berbagai cara, seperti belajar menggunakan waktu luang, mencari sumber atau bahan yang lebih murah dan praktis, dan sebagainya.
Sedangkan faktor yang datang dari dalam diri kita adalah kemalasan. Untuk mengatasinya diperlukan kerja keras. Malas umumnya disebabkan karena kita belum menemukan sesuatu yang menarik, bermanfaat, luar biasa, atau sesuatu yang istimewa dari yang kita lakukan. Dalam mengusahakan kecerdasan, kita harus mencari dulu manfaatnya, hal-hal yang menarik tentang kecerdasan, atau hal-hal yang istimewa bila kita termasuk orang yang cerdas. Bila hal ini ditemukan, maka Insya Allah kemalasan akan lenyap dari diri kita.
Hal lain yang harus kita perhatikan adalah, jangan memvonis diri kita bodoh. Banyak orang yang belum berusaha dan belajar tetapi sudah menyatakan diriny bodoh. Hal ini tentu akan berpengaruh buruk bagi diri kita sendiri. Hal ini juga menyebabkan hilangnya motivasi untuk terus giat belajar. Banyak orang yang menyatakan dirinya tidak bias menulis, padahal ia belum pernah menuliskan satu hurufpun sebagai buah pikirannya. Banyak penulis kelas dunia yang menulis karena kebiasaan sehari-hari. Umumnya, para penulis itu mulai dari ketidakbisaan juga, tetapi karena keuletan, mereka akhirnya pandai menulis. Jadi, jangan vonis diri anda tak pandai. Sebab, hal itu akan membawa diri dan pikiran anda menjadi orang bodoh.
3.       Jangan Lupa bersyukur
Setelah semua rencanan dibuat, usahapun telah dijalankan, janganlah lupa bersyukur. Tercapai ataupun tidak segala rencana dan usaha yang telah dibuat, bersyukurlah. Kalau pada saat ini semuanya tidak tercapai bersyukurlah walaupun itu berat. Sebab, Allah SWT tentu memiliki rencana lain bagi kita. Terlbih bagi yang berhasil, bersyukur merupakan kewajiban. Karena, dengan bersyukur itu Allah SWT akan menambah nikmatnya.
Kalau pada akhir usaha, anda dinobatkan sebagai orang pintar atau cerdas, itu semua karena rencana, usaha, dan do’a yang telah dilakukan. Agar Allah SWT menambah manfaat dari ilmu yang kita miliki janganlah lupa untuk bersyukur.

Menjadi orang pintar atau menjadi orang bodoh itu adalh pilihan. Artinya tergantung kepada kita untuk memilihnya. Kecerdasan atau kebodohan akan memberikan pelajaran bagi kita. Pelajaran untuk membuat rencana, pelajaran untuk melaksanakannya, serta pelajaran untuk mensyukurinya. Allahu ‘alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar