Rabu, 18 Agustus 2010

Kita, Manusia Dengan Budaya Rendah

Mencermati tulisan di kompas yang berjudul “Benarkah Kita Bangsa Yang Berbudi Tinggi” menyiratkan beragam pertanyaan dibenak saya. Selama ini memang kita selalu berpikir bahwa bangsa kita merupakan salah satu bangsa yang berbudi tinggi di dunia ini. Entah siapa yang memulai, sejak dulu paradigma tersebut ada dalam pikiran rakyat Indonesia. Dalam tulisan tersebut, kompas menyebutkan beberapa prilaku kita yang tidak mencerminkan sebagai manusia yang berbudaya tinggi.
Tinggi rendahnya budaya harus ditentukan dengan ukuran yang jelas dan pasti, serta disepekati oleh semua pihak. Muncul pertanyaan dalam benak saya sudahkah kita menyepakati ukuran tentang budaya tinggi. Atau apakah kita sudah memberikan definisi yang sama tentang budaya yang tinggi. Karena kita manusia Indonesia yang sangat beragam, tentu masalah budaya tidak bias disamaratakan 100%. Mungkin saja pada salah satu suku, budaya itu tinggi, tapi di suku yang lain memang sebagai budaya yang rendah.

Hal ini tentu membuka peluang tentang penafisran budaya tinggi. Disamping itu, dengan adanya keragaman ini membuat segala sesuatu yang dianggap budaya menjadi beragam juga. Masalah ini tentu menjadi rumit karena semua orang memiliki pandangan yang berbeda tentang budaya. Kebiasaan di jalan. Perlakuan terhadap orang lain. Adat istiadat tentu sangat berbeda. Sifat dan sikap brutal dan banal tentu bukan perangai yang baik. Tetapi sikap dan sifat tersebut suatu saat akan muncul, dan itu pasti ada penyebabnya. Yang sangat sulit adalah mencari penyebabnya. Apabila kita sudah menemukan penyebabnya tentu akan lebih mudah untuk mengatasinya.
Perubahan kebudayaan dari yang tinggi ke yang rendah seperti yang disiynalir oleh kompas tentu ada asal muasalnya, ada yang memulai, serta ada kesempatan untuk terjadi hal tersebut. Perubahan tersebut bias dikaitkan dengan perubahan sosial politik dinegara kita ini. Setiap jaman pasti ada tokohnya. Para tokoh ini yang akan membentuk budaya di suatu tempat. Mereka menjadi aktor yang memainkan peran, serta mempengaruhi kehidupan umat manusia. Melalui merekalah budaya itu berubah menjadi tinggi atau rendah.
Kita memiliki tokoh masyarakat. Mereka itu ada yang berkaliber internasional, nasional, maupun lokal. Dengan ketokohannya mereka mempengaruhi masyarakat disekitarnya. Perkembangan ini suatu saat menjadi kebiasaan yang mendarah daging yang sering kita sebut sebagai budaya. Jadi, perubahan budaya dari yang tinggi ke yang rendah tentu karena pengaruh para tokoh tersebut. Mereka tentu tak bias lepas tangan untuk hal tersebut. Sebut saja perilaku korup yang diperlihatkan oleh oknum pejabat pemerintah kita. Perilaku tersebut tentu ada yang memulia, serta diteruskan dan menjadi budaya bangsa. Perkara benar atau salah tentu tak menjadi masalah buat mereka.
Saya tak hendak menyalahkan para tokoh tersebut. Saya hanya ingin menyatakan bahwa perubahan budaya kita yang semakin mundur karena ada andil mereka, serta kita sebagai generasi penerusnya.
Tugas kita adalah menghentikan adat kebiasaan yang rendah itu, serta merubahnya menjadi lebih tinggi lagi. Diperlukan consensus bersama untuk memperbaikinya. Sebab, hal ini merupakan masalah nasional. Tetapi lebih arif lagi bila hal tersebut dimulai dari diri sendiri. Perubahan yang kecil tetapi dilakukan secara terus menerus akan lebih baik dari pada dilakukan secara besar yang akan membawa keguncangan bagi bangsa dan Negara kita. “Maukah anda memperbaiki budaya kita ?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar