Rabu, 23 Februari 2011

Aku Pembangkit

Berapa banyak orang yang jatuh setiap hari? Berapa banyak yang stress? Berapa banyak yang hancur? Bahkan, berapa banyak yang bunuh diri? Mereka itu adalah manusia-manusia yang kalah oleh jaman. Mereka tidak siap dengan segala hambatan, tantangan, rintangan, dan halangan. Dan krena tidak tidak siap itu, mereka terjatuh. Ada yang jatuhnya hanya terpeleset saja. Ada pula yang basah kuyup. Bahkan banyak pula yang berakhir dengan kematian.
Tragis memang. Tapi itulah kenyataannya. Setiap hari kita selalu bertemu dengan berbagai masalah. Banyak orang yang tak mampu mengatasinya. Dan banyak pula yang sukses. Bagi yang kalah, mereka mencari beribu alas an untuk tidak mengakui kekalahan mereka. Demikian pula dengan yang sukses, mereka membusungkan dada untuk memamerkan keberhasilan mereka. Dan tak jarang, mereka ini terkesan sombong.
Kita hidup di dunia ini tidak sendiri. Ada orang lain disamping kita. Diantara mereka itu, selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena hidup adalah perjuangan, maka kegagalan dan keberhasilan merupakan sesuatu yang wajar. Harus kta sadari bahwa tidak selalu hidup kita penuh kegagalan. Demikian pula dengan keberhasilan atau kesuksesan. Semuanya pergilirkan oleh Allah SWT.
Aku dilahirkan ke dunia ini sama dengan manusia yang lainnya. Segara fisik lengkap, dan secara mental sehat. Namun demikian, kegagalan dan keberhasilan selalu bergantian menghinggapiku. Begitu banyak pengalaman tentang kegagalan dan keberhasilan. Semua itu merupakan pelajaran yang sangat berharga.
Apapun adanya diriku, aku dilahirkan untuk menyemangati orang lain. Bagi yang gagal, aku mendampinginya agar ia kuat dan tetap ikhlas. Begitu juga bagi yang sukses, aku selalu bersamanya agar ia tetap bersyukur dan tetap berusaha untuk sukses. Aku memang manusia pembangkit.
Menjadi manusia pembangkit memang tidak mudah. Banyak orang yang mensyaratkan berbagai kesempurnaan agar bisa menjadi pembangkit. Namun tidak bagiku. Menjaid pembangkit tidak membutuhkan syarat. Yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling membantu dan berbagi. Terlebih bagi manusia yang sedang dilanda masalah. Mereka tentu membutuhkan bantuan dari orang lain. Menjadi pembangkit artinya menjadi orang yang membangkitkan orang lain agar lebih baik lagi.
Membangkitkan orang lain boleh dengan tenaga, boleh pula dengan harta, atau boleh dengan apa saja. Yang penting alat dan tujuannya baik. Dengan tulisan pun dapat menjadi pembangkit, dengan syarat tulisan tersebut membangun dan membuat orang menjadi lebih baik.
Sesungguhnya, setiap kita adalah pembangkit, bukan sebaliknya. Tetapi banyak manusia yang tak menyadarinya. Banyak pula orang yang berpikir bahwa mereka adalah pembangkit, padahl sebaliknya, mereka adalah perusak. Menjadi pembangkit adalah menjadi manusia yang berguna bagi diri dan lingkungannya. “Manusia yang baik adalah manusia yang berguna untuk lingkungannya”. Wallahu ‘alam Bish Shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar