Rabu, 07 Maret 2012

Malam (Sebuah Prosa)

Malam jika engkau datang maka terbanglah anganku, seribu kunang-kunang menyembah di sudut bibirmu. Lampu-lampu jalan berbaris memberi hormat bak sebarisan tentara yang kalah perang. Gerobak cinta satu persatu mengiringi kereta sembari menghiasi wajah kota yang kian muram. Si kecil mengantuk di ujung gang yang lesu, sesekali ia menguap menyemburkan aroma malam yang mencekam.
Segala gundah telah terkubur sore tadi, dan pintu-pintupun telah tertutup. Bumi meratapi siang yang demikian pedih, sebab pertarungan telah usai. Lalu lalang roda kehidupan semakin sepi. Disebuah emperan toko, menangis seorang gadis. “Ibuku mati, bapakku pergi.”
Malam mendekapnya erat mengelus-elus pundaknya yang semakin rapuh. Sementara bulan yang ditunggu untuk memberinya keindahan tak pernah muncul. Bintang sudah lama menghilang, tak sudi berteman dengannya. Ia hanya bisa bisa menunggu pagi dimana segala harapan ia tumpahkan semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar